Ed Sheeran - DIVIDE (Review)
Ed Sheeran
memberikan perkembangan tentang album barunya yang akan diberi judul ÷ atau Divide dan
rilis pada 3 Maret 2017 lewat Atlantic/Warner Music. Sebelumnya 2 lagu baru
sekaligus Jumat 6 Januari 2017 lalu sudah dia rilis.
Komposisi
berjudul "Shape of You" yang hadirkan gaya bertutur dan menjadi ciri
khas dirinya. Dan sebuah lagu pop rock kolosal berjudul "Castle on the
Hill" yang sekilas seperti komposisi milik U2, Coldplay atau One Republi.
Kedua komposisi ini langsung merajai tangga lagu di seluruh dunia.
Lagu “Shape Of
You” ditulis oleh Johnny McDaid dan Steve Mac dengan co-producer oleh Ed
Sheeran. Sementara lagu “Castle On The Hill” ditulis oleh Ed Sheeran dan Benny
Blanco. Kedua lagu ini diputar 13 juta kali global
streaming dalam 24 jam saat dirilis. Dan merajai 72 chart di iTunes
seluruh dunia.
Saat ini
siapa penikmat musik pop yang tak mengenal Ed Sheeran.
Penyanyi asal Suffolk, Inggris, 26 tahun lalu ini telah menuai kesuksesan
berkat dua albumnya, “+” (2011) dan “×” (2014). Kini, setelah sempat
memvakumkan diri selama beberapa tahun dengan niat untuk menjalani kehidupan
yang lebih “normal”, Sheeran kembali dengan album ketiganya, yang masih
meminjam istilah perhitungan sebagai judul, “÷”
atau “Divide“.
Jika di album pertama adalah
tentang penambahan, kedua tentang pengalian, maka album ketiga adalah
pembagian. Mungkin demikian filosofi sederhananya. Berbicara tentang bagi-bagi,
maka “÷” terasa cukup representatif, karena di dalamnya Sheeran seperti membagi
enerjinya dalam berbagai corak musik, meski tak benar-benar melepas akar
pop-folk-rock ala Jason Mraznya.
Yup! “÷” masih memiliki beberapa
track yang menghadirkan Sheeran ber-singtalk ala Mraz seperti yang bisa disimak
dalam track-track ala ‘Geek in the Pink’ seperti ‘New Man’, atau ‘Galway Girl’
yang juga memasukkan unsur celtic di dalam lagunya. Tapi ia juga mencoba untuk
mengembangkan singtalk tadi menjadi rap yang lebih penuh melalui track pembuka
album yang enerjik, ‘Eraser’.
“÷” menandakan Sheeran yang memasuki
ranah pop yang lebih luas. Bisa dibuktikan dengan track bergaya dancehall yang
awalnya diniatkan untuk Rihanna, ‘Shape of You’. Lagu yang saat ini sukses
wara-wiri di puncak berbagai tangga lagu ini seolah memperkenalkan ulang
Sheeran sebagai penyanyi yang tak segan untuk tampil kekinian atau lebih urban.
Meski begitu, tampaknya ia juga tak mau menghilangkan ciri khasnya, karena ia
merilis ‘Shape of You’ sebagai double feature bersama ‘Castle on the Hill’ yang
memperdengarkan Sheeran dalam versinya yang lebih organis. Namun rupanya
orang-orang menyambut meriah Sheeran dalam “versi” baru karena toh ‘Shape of
You’ jauh lebih sukses dibandingkan ‘Castle on the Hill’.
Meski begitu “÷” sebenarnya tidak
benar-benar menjadi ajang eksperimental bagi Sheeran untuk mencoba ranah
musikal baru, karena secara umum lagu-lagu yang terdapat di dalamnya masih
mengandalkan ciri khasnya. Memang ada lagu yang soulful seperti ‘Dive’ (yang
mengingatkan akan sebuah lagu Korea Selatan, yang sayangnya saya lupa
judulnya), atau mengusung doo-woop dalam ‘Perfect’.
Hanya saja, sebagian besar
amunisi “÷” adalah pop balada manis romantis menghanyutkan. Bisa disimak dalam
‘Happier’ yang merupakan kolaborasinya bersama Ryan Tedder, ‘Hearts Don’t Break
Around Here’, ‘How Would You Feel (Paean)’ hingga ‘Supermarket Flowers’.
Sheeran memang selalu bisa diandalkan dalam menghadirkan lagu-lagu yang
memiliki notasi sederhana, namun bermelodi cantik, sehingga mengundang
pendengarnya untuk merasa terharu-biru. Apalagi Sheeran cekatan dalam menyanyikan
lagu-lagu ini dengan emosi tepat guna yang diperlukan oleh lagunya.
Untuk lagu-lagu bonus dalam edisi
deluxe, Sheeran mengadirkan lagu-lagu yang bisa dikatakan keluar dari wilayah
amannya. Mengapa? Karena ia lumayan berani mengeksplorasi world music atau
etnik untuk lagu-lagu di seksi bonus ini. Bisa dibuktikan dengan ‘Barcelona’
yang bergaya Spanyol dengan imbuhan motif flamenco tentu saja. Sedang dalam
‘Bibia Be Ye Ye’ Sheeran menyebrang ke benua Afrika dan sukses mengajak kita
bergoyang mengikuti irama tribal cerianya.
Untuk ‘Nancy Mulligan’ ia kembali
ke tanah Irlandia, selepas track sebelumnya, ‘Galway Girl’. Pop-folk-dance ala
celtic yang dihidangkan Sheeran dalam lagunya begitu mengundang untuk turut
berjoget mengikuti ketukan enerjetiknya. Album ditutup dengan ‘Save Myself’,
yang kembali menghadirkan balada menyentuh. Agak tertebak sebenarnya dan
berbeda dengan tiga track sebelumnya yang bisa dikatakan berani mengeluarkan
Sheeran dari kotaknya.
Ok. Selepas menyimak “÷”,
sebenarnya Sheeran tidak menawarkan sesuatu yang baru. Sebagian besar lagu
masih mengandalkan formula suksesnya. Cuma harus menjadi catatan jika setiap
lagu dalam “÷” terdengar lebih matang dibandingkan lagu-lagu yang terdapat
dalam dua album Sheeran sebelumnya.
Setiap track dalam “÷” terdengar
solid. Selain mampu berdiri sendiri juga saling menunjang antara satu track
dengan track yang lainnya sehingga “÷” pun menjadi sebuah album yang utuh.
Kesan filler, yang masih menghinggapi dua album Sheeran sebelumnya, nyaris
tidak ditemui di sini. Ini seharusnya bisa menjadi catatan lebih baik untuk
album “÷” atau musikalitas Sheeran itu sendiri.
Berikut adalah 12 judul lagu dari album ÷ Divide dari Ed Sheeran:
( iTunes )
‘Eraser’
‘Castle On The Hill’
‘Dive’
‘Shape Of You’
‘Perfect’
‘Galway Girl’
‘Happier’
‘Hearts Don’t Break Around Here’
‘New Man’
‘What Do I Know?’
‘How Would You Feel (Paean)’
‘Supermarket Flowers’
‘Castle On The Hill’
‘Dive’
‘Shape Of You’
‘Perfect’
‘Galway Girl’
‘Happier’
‘Hearts Don’t Break Around Here’
‘New Man’
‘What Do I Know?’
‘How Would You Feel (Paean)’
‘Supermarket Flowers’
Comments
Post a Comment