DNCE - DNCE (Review)


Bubarnya Jonas Brothers memang membuat hati penggemarnya hancur berkeping-keping tetapi hal ini juga membawa hikmah untuk masing-masing anggotanya seperti Kevin yang akhirnya menjalani kehidupan normal bersama sang istri dan anaknya, serta Nick dan Joe yang menemukan jenis musik baru di luar musik teen pop.
Nick memilih bersolo karir dan membuat lagu R&B yang emosional, extra slow, dan menyayat jiwa, sementara itu Joe berkumpul bersama tiga orang temannya yang nyentrik dan membuat grup musik pop baru bernama DNCE.
DNCE memang merupakan band pendatang baru tetapi tiga personilnya bukanlah orang baru di dunia musik. Cole White sang basis dulunya adalah personil Semi Precious Weapon yang sempat diagungkan oleh Lady Gaga, JinJoo Lee sang gitaris dulunya adalah touring member untuk CeeLo Green, JoJo, dan Charli XCX, dan Jack Lawless sang drummer dulunya adalah touring member untuk Jonas Brothers.
Mereka melejit ke dunia musik internasional berkat “Cake By The Ocean”, sebuah tembang funk pop yang hidup dan organik di tengah hentakan trap music dan beat electronic. Tren tersebut mereka jaga dalam “Toothbrush” yang memadukan keseksian dari funk ke dalam bahasa pop modern sehingga terdengar autentik dan earworm. Kedua lagu tersebut juga mempunyai hook yang maut dan gampang diingat. DNCE terus menjaga hal tersebut melalui album pertama yang berjudul sama dengan nama band mereka.
Lagu pembuka “DNCE” langsung disuguhkan dengan manuver new wave dari INXS pada lagu “New Sensation”. “Body Moves” mencoba untuk tenggelam di dalam larutan funk tradisional dengan R&B dan synth sebagai essensnya. Mereka meminjam unsur musik dari Blondie pada “Doctor You”. “Good Day” meminjam sound pop rock 90’an yang groovy dengan vokal Joe yang sleazy dan sesuai dengan tema lagunya. “Blown” terinspirasi oleh modern doo-woop dan dance pop. “Almost” adalah nomor new-wave yang slow.
Mereka bermain dalam ranah disco dan Hi-NRG pada “Naked” yang terasa sangat elektrik dan classy dalam waktu bersamaan. “Truthfully” terasa seperti track soft-rock tahun 80’an. “Zoom” adalah lagu yang terinspirasi oleh Electric Light Orchestra di era album “Discovery”, “Xanadu”, dan “Time”. “Pay My Rent” mempunyai unsur bubblegum pop yang kuat dengan arsiran keyboard new wave. “Unsweet” adalah bentuk penghargaan mereka kepada BeeGees, Grease, dan Saturday Night Fever dengan built-up funk yang terdengar epik dan ambisius.
Album debut dari DNCE merupakan suatu sajian pop yang menyenangkan dari awal sampai akhir. Album ini tidak terdengar seperti Joe Jonas beserta band pengiringnya tetapi merupakan suatu kesatuan utuh sebagai DNCE. Mereka juga meramu saripati dari musik funk serta pop dan membawakannya dalam ramuan yang lebih simpel untuk dicerna oleh generasi streaming di era sekarang. Mereka juga tidak bermain dalam rancangan pop sintetis modern dan memilih untuk menjaga keautentikan dari para pendahulu mereka sehingga album ini menjadi album pop murni tanpa ada efek-efek yang dapat melunturkan kualitas album dari awal sampai akhir. Kelemahan yang membuat album ini sempurna mungkin di dua nomor mellow yang menurunkan kadar hura-hura yang diusung dari awal sampai akhir, untungnya mereka mampu menjaga mood hura-hura tersebut dari awal sampai akhir dan terus konsisten untuk membuat pendengarnya berdansa.
DNCE sukses membuat album dance-pop yang murni dengan instrumen dan musik pop pendahulu mereka di era seperti sekarang. Mereka juga hampir memenuhi semua syarat untuk menjadi album pop terbaik seperti keringanan dalam musik dan lirik, kemampuan pendengar untuk memutar album tersebut, konsistensi untuk mengusung pop dari awal sampai selesai album dan unsur fun yang terus diusung dari awal sampai akhir, semua hal tersebut membuat album “DNCE” adalah salah satu sajian pop terbaik di penghujung tahun karena mampu mengawinkan pop masa lalu dengan situasi saat ini.

Comments

Popular Posts