Album Bruno Mars 24K (Review)


Tidak dapat dipungkiri bahwa Bruno Mars adalah penyanyi R&B terlaris sepanjang dekade 2010an ini. Tentunya gelar ini diberikan bukan tanpa sebab, sepanjang tahun dari 2010 – 2016 ia terus memberikan sensasi R&B ke dalam chart dunia entah itu lagu solonya maupun lagu orang lain. Penyanyi yang bernama asli Peter Hernandez ini bermetamorfosis secara perlahan tapi pasti di setiap albumnya. Mulai dari “Doo-Woops & Hooligan” yang terlihat seperti anak baru yang mengenal dunia pop dengan segala intelejensianya lalu beralih menjadi lebih electro-soul dan mencari keautentikan dari musik yang ia bawa pada “Unorthodox Jukebox” yang juga menjadi transisi lirik Mars yang semakin dirty sampai album ketiganya “24K Magic” dimana Mars semakin dalam mengenali akar musiknya sambil memainkan musik favoritnya di masa kecil.
Mars seolah mengenali akar musiknya pada kolaborasi akbar tahun 2015 bersama Mark Ronson “Uptown Funk” yang membuat nama Mars semakin melambung meski dia tidak membuat album atau singletersebut. Lagu “Uptown Funk” mengubah citra orang terhadap musik funk/disco sebuah genre yang dulu dibenci beberapa masyarakat Amerika Serikat akibat peristiwa pemusnahan lagu disco pada Disco Demolition Night di tahun 1979. Bersamaan dengan “Get Lucky”milik Daft Punk “Uptown Funk” berhasil membuat orang kembali berdansa dengan riff gitar yang juicy dan renyah, tarikan bass yang benar-benar bass serta berdansa dengan ritme four-on-the-floor. Kedua lagu ini membuat funk kembali ke masa emasnya dulu dan Mars sebagai salah satu orang yang bertanggung jawab akan revolusi funk dan R&B di era Instagram seperti sekarang memanfaatkan momentum tersebut dengan album ketiganya “24K Magic”.
Secara garis besar, “24K Magic” adalah bentuk penghargaan Mars terhadap akar musiknya dan bentuk penghargaan terhadap musik yang membesarkan namanya. Album ini penuh dengan manuver funk, post-disco, synth-funk, R&B, soul, dan new jack swing. Pembuka album dan single pertama “24K Magic” seolah menjadi pertanda bahwa Mars siap dengan era barunya dimana Mars menjadi seorang rich man with intentions to feel the good time with girls. “24K Magic” bermain di ranah synth-funk yang sangat autentik dengan permainan vokal dan lirik yang sangat terlihat sangat hip tanpa harus terdengar terlalu modern. Ia juga mengambil riff lagu funk legendaris dari Kool & The Gang “Get Down on It”. “Chunky” masih melanjutkan kemegahan synth-funk dengan memadukan lirik yang nakal dan kesan retro-futuristic yang semok.
Keliaran Mars masih berlanjut di track “Perm” dimana ia memainkan musik dirty soul ala James Brown dengan paduan golden age hip hop era 80’an serta estetika cool jazz dan doo-woop. Ketiga paduan tadi menghadirkan ekstasi modern soul yang tiada tara dan dapat menyebabkan sensasi yang tak terkira sebelum naik ke ranjang bersama pasangan. “That’s What I Like” mampu mengubah musik trap yang generik menjadi sebuah nomor slow jam yang dipengaruhi dengan hip hop 90an.
“Versace on The Floor” merupakan lagu yang paling menonjol di album ini. Ia mendedikasikan lagu ini kepada tembang soul 80’an dimana musisi yang menjadi pelopor jenis musik ini mulai menggunakan alat musik elektronik untuk membuat hits seperti Marvin Gaye, Stevie Wonder, dan Lionel Ritchie. Bagian bridge yang mengandalkan permainan synth benar-benar sangat 80’an dan sangat asli seolah tidak ada sound modern yang ikut campur ke dalam lagu ini.
“Straight Up & Down” seolah diproduksi oleh Jimmy Jam & Terry Lewis (Janet Jackson, Boyz II Men) lengkap dengan drop dan beat khas dari duo produser ini yang mampu mengubah soul menjadi sebuah nomor pop yang organik. “Calling All My Lovelies” bercerita tentang problematika menjadi seorang yang terlalu swag sehingga ditinggal pergi kekasihnya, Sentuhan Teddy Riley dan sound new jack swingmengisi lagu “Finesse” yang mengingatkan kita akan Michael Jackson di era album “Dangerous” terutama pada lagu “Remember The Time”. Kemampuan Bruno Mars di Indonesia tentunya adalah dengan lagu ballad-nya seperti “Grenade”, dan “When I Was Your Man” dan ia menyimpan itu di lagu penutup “Too Good To Say Goodbye”. Lagu ini mempunyai potensi hit karena mempunyai nuansa balladyang tidak terlalu pelan dengan sintesa 90’s R&B ala Boyz II Men didalamnya, jangan heran jika lagu ini terdengar begitu asli 90’an karena lagu ini diproduseri oleh Kenneth “Babyface” Edmonds yang menjadi biang lagu R&B populer 90’an.
Setiap lagu di album baru Bruno Mars mempunyai karakternya sendiri dan itu membedakan album ini dengan album pop saat ini. Di setiap lagunya Mars terus bersinar dengan musik yang ia usung dan ia seperti tidak mundur di setiap langkahnya di album ini. Mars seolah ingin membawa keintiman kepada pendengarnya melalui album ini, meski memang masih banyak profanity yang sedikit mengurangi nilai album dan nilai keawetannya di masa depan nanti. Beberapa lirik yang muncul di album ini memang ada yang kurang longlasting tetapi soal urusan itu biarlah waktu dan konsumen yang menjawab apakah album ini akan bertahan lama dan mampu mendapatkan status legenda di masa depan.
“24K Magic” adalah saat Mars menginterpretasikan pengaruh musiknya dengan sangat gemilang disini seperti emas 24 karat yang bersinar dan mempunyai value yang tinggi. Mars berhasil mengesekusi bab ketiga dalam bermusiknya dengan sangat baik dan sangat autentik seperti magic.

TRACKLIST

1."24K Magic"  
3:46
2."Chunky"  
  • Mars
  • Lawrence
  • Brown
  • James Fauntleroy
Shampoo Press & Curl3:06
3."Perm"  
  • Mars
  • Lawrence
  • Brown
  • Fauntleroy
  • Homer Steinweiss
  • Trevor Lawrence, Jr.
Shampoo Press & Curl3:30
4."That's What I Like"  
  • Mars
  • Lawrence
  • Brown
  • Johnathan Yip
  • Ray Romulus
  • Jeremy Reeves
  • Ray McCullough II
  • Shampoo Press & Curl
  • The Stereotypes[b]
3:26
5."Versace on the Floor"  
  • Mars
  • Lawrence
  • Brown
  • Fauntleroy
Shampoo Press & Curl4:21
6."Straight Up & Down"  
3:18
7."Calling All My Lovelies"  
  • Shampoo Press & Curl
  • Haynie
  • Bhasker
4:10
8."Finesse"  
  • Mars
  • Lawrence
  • Brown
  • Yip
  • Romulus
  • Reeves
  • McCullough II
  • Shampoo Press & Curl
  • The Stereotypes
3:10
9."Too Good to Say Goodbye"  
  • Shampoo Press & Curl
4:41
Total length: 33:28


Comments

Popular Posts